Saatnya Kembali ke Hati yang Suci

Setelah satu bulan penuh menahan lapar, haus, dan hawa nafsu di bulan Ramadan, tibalah hari kemenangan yang sangat dinanti. Hari Raya Idul Fitri bukan hanya tentang merayakan akhir dari puasa, tapi juga tentang kembali ke hati yang bersih dan suci. Idul Fitri menjadi momen untuk memulai kembali menjadi pribadi yang lebih baik, dan mempererat tali silaturahmi dengan orang-orang di sekitar kita.

Idul Fitri mempunyai makna yang begitu mendalam yaitu kembali ke fitrah atau kembali ke keadaan suci sebagaimana manusia diciptakan. Allah berfirman dalam QS. Ar-Rum: 30:

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (tetaplah) atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

Idul Fitri juga merupakan perayaan atas keberhasilan kita menjalani ibadah puasa. Sebulan penuh kita dilatih untuk sabar, ikhlas, dan peduli. Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tapi juga menahan diri dari perilaku buruk dan memperbanyak amal. Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 183:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ۝١٨٣

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Dan setelah Ramadan usai, kita pun diperintahkan untuk bersyukur dan mengagungkan nama Allah. Inilah yang kita lakukan di pagi Idul Fitri, saat gema takbir menggema dari masjid-masjid hingga ke pelosok desa. Dalam QS. Al-Baqarah: 185, Allah berfirman:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ۝١٨٥

“…Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (puasa) dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.”

Pagi hari Idul Fitri diawali dengan Salat Id berjamaah, lalu dilanjutkan dengan silaturahmi dan saling memaafkan. Ucapan “mohon maaf lahir dan batin” menjadi tradisi indah yang menghangatkan hati. Momen ini menjadi pengingat bahwa kita semua adalah manusia yang tak luput dari kesalahan, dan saling memaafkan adalah jalan menuju kedamaian. Dalam QS. An-Nur: 22, Allah menegaskan:

وَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْٓا اُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۖ وَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ۝٢٢

“…Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Idul Fitri juga mengajarkan kita untuk berbagi. Zakat fitrah yang ditunaikan sebelum Salat Id bukan sekadar kewajiban, tapi juga bentuk kasih sayang kepada mereka yang membutuhkan. Kita ingin semua orang bisa merasakan kegembiraan hari raya. Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 267:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّآ اَخْرَجْنَا لَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِۗ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِاٰخِذِيْهِ اِلَّآ اَنْ تُغْمِضُوْا فِيْهِۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ ۝٢٦٧

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik…”

Bagi banyak orang, Idul Fitri juga identik dengan mudik. Perjalanan pulang kampung demi bertemu keluarga dan orang tua menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi Lebaran. Meskipun melelahkan, bertemu dan berkumpul bersama keluarga memberi kebahagiaan yang tak ternilai.

Hari Raya Idul Fitri adalah tentang hati yang bersih, niat yang diperbarui, dan semangat untuk menjadi manusia yang lebih baik. Semoga di hari yang fitri ini, kita semua diberi kedamaian, keberkahan, dan cinta yang tak putus dari sesama. Mari jadikan Idul Fitri bukan hanya sebagai hari besar keagamaan, tapi juga sebagai titik awal untuk menjalani hidup dengan lebih bermakna.

Kami, keluarga besar KSPPS BMT El Bummi 373, mengucapkan:

Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Minal ‘Aidzin wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin.

Scroll to Top