The Characteristics of Sharia Marketing
Sebuah Review tulisan Muhammad Syakir Sula
(Praktisi Asuransi Syariah, Penulis Buku Syariah Marketing)
Kata syariah dalam dunia ekonomi sesungguhnya merupakan konsep universal yang merupakan nilai yang dapat diterima oleh seluruh manusia. Ini terbukti nilai syariah dengan berbagai redaksi menjadi ajaran berbagai agama besar dunia (Yahudi, Nasrani Islam). Sehingga saat ini ekonomi syariah bukanlah barang yang eksklusif lagi namun telah menjadi ilmu yang terus dieksplorasi untuk dirasionalisasikan dalam teori-teori ekonomi modern.
Dalam dunia marketing prinsip-prinsip syariah yang ditawarkan dalam artikel ini meskipun merujuk pada nilai-nilai Islam, tetapi nilai-nilai yang ditawarkan sesungguhnya adalah merupakan nilai-nilai yang universal. Nilai –nilai seperti (1) Teistis (Rabbaniyyah) pada hakekatnya nilai-nilai yang dikembalikan kepada hati manusia terutama keikhlasan dan keadilan. (2) Etis (Akhlaqiyah) merupakan nilai pada selalu meakukan perbaikan dan pencapaian kemakmuran manusia, tidak adanya ekploitasi sepihak dan selalu berorientasi pada masa depan kehidupan yang lebih baik. (3). Realistis (Al-Waqiah) bahwa nilai syariah bukanlah ilmu tekstual yang bersifat melangit, namun merupakan konsep yang dapat diaplikasikan sesuai dengan perkembangan kebutuhan manusia sehingga senantiasa berkembang. (4) Humanistis (Insaniyyah), yang maknanya membimbing manusia untuk menjadi manusia sebagai makhluk yang bermartabat, mampu mengendalikan nafsunya sehingga tidak hanya mengejar kepuasan dan kenikmatan semata, nmaun bagamaiana menjadi manusia yang mengelola dunia demi kemakmuran seluruh makhluk di dunia ini.
apa yang ditulis oleh Syakir Sula memang masih pada tataran normative. Nilai-nilai yang ditawarkan lebih bersifat nilai-nilai yang abstrak sebagai konsep besar dalam syariah marketing. Tulisan ini perlu dipertajam dengan memberikan penekanan pada aplikasi nilai-nilai tersebut ke dalam perilaku ekonomi menjadikannya sebagai model dan teori ekonomi yang mampu diterima oleh para penentu kebijakan. Sebagai missal bagaimana model konsep teistis dalam marketing, bagaimana berbagi informasi sehingga tidak terjadi ghoror misalnya.
oleh Dedi Heri Sutendi (Ketua Koperasi BMT ELBUMMI 373, Trainer, Praktisi NLP)